Header Ads

Liga Arab Kutuk Serangan Israel ke Iran



Ketegangan di kawasan Timur Tengah kembali mencapai puncaknya setelah Israel secara terbuka mengancam akan melanjutkan operasi militer terhadap Iran. Meski dunia Arab secara resmi menyatakan penolakan keras terhadap rencana agresi tersebut, banyak pihak khawatir Israel akan tetap maju dengan dukungan diam-diam dari negara-negara Barat. Liga Arab dalam pernyataan resmi di Istanbul mengutuk agresi Israel ke Iran dan menyerukan agar semua pihak kembali ke jalur diplomasi.

Dalam pernyataan bersama itu, para menteri luar negeri Arab menegaskan pentingnya penyelesaian damai soal nuklir Iran serta memperingatkan bahwa Israel sedang mendorong kawasan ke arah konflik berkepanjangan. Mereka juga menolak keras segala bentuk serangan terhadap fasilitas nuklir Iran yang berada di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Namun, Israel tampak tak menghiraukan kecaman tersebut.

Meski Israel tampil agresif, banyak yang bertanya apakah Tel Aviv benar-benar akan bergerak sendirian tanpa dukungan resmi Barat. Beberapa analis menyebut bahwa negara-negara seperti Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat akan memilih bermain di belakang layar, memberi dukungan logistik, intelijen, dan persenjataan tanpa ikut turun tangan secara terbuka. Pola semacam ini sudah kerap digunakan dalam berbagai operasi Israel sebelumnya.

Presiden AS Donald Trump dalam sebuah wawancara bahkan menyatakan bahwa akan sulit bagi Uni Eropa untuk menghentikan langkah Israel. Menurutnya, posisi geopolitik Israel saat ini sedang di atas angin, dan banyak negara Barat, termasuk AS, kemungkinan akan mendukung apa pun yang dilakukan Israel terhadap Iran jika dianggap menguntungkan mereka. Pernyataan Trump ini mempertegas dugaan bahwa Barat tak sepenuhnya netral.

Skenario invasi Israel ke Iran masih menjadi perdebatan. Beberapa pihak meyakini bahwa Israel tak akan mengirim pasukan darat dalam jumlah besar karena risiko politik dan militernya terlalu besar. Sebagai gantinya, Israel kemungkinan akan mengandalkan serangan udara skala besar ke target-target strategis, fasilitas nuklir, dan markas militer Iran, seperti pola operasi mereka ke Gaza atau Suriah.

Selain itu, Israel diduga akan memanfaatkan provokasi di dalam negeri Iran. Dengan memanfaatkan kelompok oposisi bersenjata, sabotase, dan aksi protes yang didesain memecah belah masyarakat Iran, Israel bisa menciptakan kekacauan internal tanpa harus mengerahkan tentaranya secara langsung ke Teheran. Strategi ini pernah dilakukan lewat operasi mata-mata di masa lalu.

Operasi serangan udara jarak jauh menggunakan jet tempur, rudal balistik, dan drone serang akan menjadi andalan Israel jika benar-benar maju ke Iran. Beberapa pangkalan militer di kawasan Teluk dan Mediterania diduga bisa menjadi titik keberangkatan, didukung oleh intelijen AS dan sekutu NATO yang memiliki jaringan pengawasan di kawasan.


Sejumlah laporan menyebutkan bahwa Inggris dan Prancis telah menyatakan keberatan secara diplomatik, namun di belakang layar tetap membuka jalur komunikasi dengan Israel untuk mengatur batas operasi agar tidak memicu konflik langsung dengan blok Arab. Sikap hipokrit seperti ini bukan hal baru dalam geopolitik Eropa.

Meski Liga Arab sepakat menentang agresi ke Iran, kekuatan geopolitik negara-negara Arab selama ini cenderung lemah dan terfragmentasi. Banyak negara Arab yang tidak berdaya menahan langkah militer Israel selama didukung penuh oleh Washington. Beberapa negara bahkan menjalin hubungan Abraham Accord dengan Tel Aviv demi kepentingan politik domestik.

Trump dalam komentarnya menyiratkan bahwa dukungan AS terhadap Israel dalam konflik ini hampir pasti. AS, menurutnya, akan membiarkan Israel melakukan apa yang diperlukan asalkan hasilnya sesuai kepentingan geopolitik Washington di kawasan. Pernyataan ini memperlihatkan bahwa AS tetap menggunakan Israel sebagai alat utama mengatur peta kekuasaan di Timur Tengah.

Jika Israel benar-benar menyerang Iran, konflik diprediksi tak akan terisolasi. Iran akan membalas ke basis-basis proksi Israel di perbatasan.

Liga Arab mengingatkan bahwa setiap serangan ke fasilitas nuklir Iran bukan hanya pelanggaran hukum internasional, tapi juga mengancam keselamatan kawasan. Kerusakan fasilitas nuklir bisa menimbulkan bencana radiasi lintas negara yang tak hanya membahayakan Iran, tapi juga wilayah Arab sekitarnya.

Israel tetap kukuh dengan sikapnya bahwa Iran adalah ancaman eksistensial. Pemerintah Netanyahu meyakini bahwa membiarkan Iran mengembangkan teknologi nuklir, meski untuk tujuan damai, akan menjadi bumerang bagi dominasi dan hegemoni Israel di Timur Tengah. Apalagi Israel juga masih mengincar untuk meneror negara lain setelah Iran seperti Turkiye dan Pakistan. Pandangan ini membuat diplomasi sulit ditempuh.

Pakar geopolitik menilai, Israel kini sedang memanfaatkan momentum ketegangan global dan konflik Ukraina untuk bergerak tanpa terlalu banyak tekanan. Dunia Barat sibuk dengan masalah internal dan Rusia, sehingga perhatian terhadap Timur Tengah berkurang. Inilah yang dimanfaatkan Tel Aviv.

Sikap Barat yang diam-diam mendukung Israel merupakan pola lama yang terus diulang. Dalam konflik-konflik sebelumnya, AS dan Eropa kerap memainkan peran ganda, menolak di depan publik namun membantu di balik layar. Situasi yang sama kemungkinan besar akan terjadi dalam konflik Israel-Iran.

Ketegasan Presiden Turkiye Recep Erdogan dan pernyataan Liga Arab hanya akan menjadi catatan diplomatik jika tanpa tindakan nyata. Negara-negara Arab seharusnya bersatu membangun aliansi pertahanan kawasan, bukan sekadar pernyataan kecaman. Tanpa itu, Israel akan terus merasa bebas bergerak.

Kini, Iran pun tengah memperkuat jaringan militernya di berbagai front.dan perbatasan. Ancaman invasi membuat Iran siap menghadapi perang regional, meski risikonya besar. Konsekuensinya, kawasan Timur Tengah akan masuk babak ketegangan baru.

Jika serangan ke Iran benar terjadi, dunia berpotensi menyaksikan konflik terbesar di kawasan sejak Perang Irak. Eskalasi bisa merembet ke perdagangan minyak dunia, stabilitas jalur energi, dan politik global. Semua pihak harus waspada karena perang ini tak akan hanya milik Israel dan Iran, tapi bisa menyeret seluruh kawasan.

Tidak ada komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.