Header Ads

Wuih, Ini Kitab Tasawuf Berusia 400 Tahun Koleksi Pesantren di Mojokerto

ilustrasi


INFO PESANTREN di TAPANULI TENGAH & SIBOLGA -- Pondok As Sholichiyah merupakan pesantren tertua di Mojokerto. Tak heran pondok ini mempunyai koleksi kitab kuno yang umurnya mencapai 400 tahun.

Pondok ini terletak di Lingkungan Penarip, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto. Pesantren ini didirikan oleh Kiai Muhammad Ilyas sekitar tahun 1870 masehi.

Sementara kitab-kitab kuno saat ini masih tersimpan rapi di kediaman Kiai Muhammad Rofii Ismail, cucu Kiai Muhammad Ilyas. Agar tak rusak, kitab-kitab warisan Mbah Ilyas tersebut disimpan dalam almari kaca berukuran 150x70 cm.

Terdapat 6 kitab kuno di dalam almari tersebut. Karena umurnya sudah ratusan tahun, kitab-kitab tersebut tampak usang serta bagian tepinya bekas dimakan rayap. Kendati begitu, goresan tinta kitab tulisan tangan menggunakan abjad arab itu masih terlihat jelas.

"Dulu kitabnya banyak, sebagian sudah diberikan oleh saudara-saudara saya ke santri kakek yang datang ke sini meminta kenang-kenangan," kata Kiai Rofii kepada wartawan di rumahnya, Rabu (8/5/2019).

Kitab-kitab kuno yang masih disimpan Kiai Rofii terdiri dari beberapa jenis. Mulai dari mushaf Alquran, tafsir jalalen, kitab fiqih, nahwu saraf kuno dengan manuskrip tahlil, kitab nahwu berjenjang mulai awamil sampai mutammimah dan seterusnya, hingga beberapa jenis kitab tasawuf seperti kitab Asrarus Sholah atau rahasia salat, kitab An Niqoyah yang menerangkan aqidah aswaja.

Kitab tasawuf berusia ratusan tahun/Kitab tasawuf berusia ratusan tahun/ Foto: Enggran Eko Budianto

Kitab-kitab kuno tersebut, kata Kiai Rofii, berumur 400 tahun. Sementara mushaf Alquran yang merupakan tulisan tangan Mbah Ilyas diperkirakan berumur 200 tahun.

"Kitab tasawuf bahannya dari kulit, umurnya sekitar 400 tahun," ungkap Kiai Rofii.

Sementara kitab-kitab lainnya, lanjut Kiai Rofii, terbuat dari kertas impor. Menurut dia, kertas yang digunakan mempunyai kualitas terbaik kala itu.

"Dari hasil penelitian beberapa ahli yang datang ke sini, kertas yang digunakan dengan kualitas terbaik dari luar negeri. Kalau diterawang akan terlihat logo seperti hewan," terangnya.

Kiai Rofii mengisahkan, kakeknya Kiai Ilyas mempunyai keahlian menulis kitab Alquran. Semasa hidupnya, ulama yang akrab disapa Kiai Sholeh itu kerap mengerjakan pesanan kitab suci umat muslim tersebut.

"Setiap satu mushaf Alquran, Mbah Ilyas diberi upah satu ekor sapi. Menulis satu mushaf membutuhkan waktu kurang lebih dua tahun," ujarnya.

Kitab tasawuf berusia ratusan tahun/Kitab tasawuf berusia ratusan tahun/ Foto: Enggran Eko Budianto

Sayangnya, kitab-kitab kuno ini tidak mendapatkan perlakuan khusus agar tidak lapuk. Kiai Rofii hanya memberinya kapur barus dan wewangian untuk mencegah serangga.

"Saya tak tahu cara merawat buku-buku seperti ini. Hanya saya beri kapur barus di bawahnya dan minyak wangi supaya kutu-kutunya tidak datang," tandasnya. (sumber)


Batak Islam Online || IPI Humbahas || Forum Alumni dan Wali Santri Pesantren Al Kautsar Al Akbar || Purba Baru Online || BarusTrade || KBAA News || Lae Toras || Siniang

Tidak ada komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.